Ikan
badut atau clownfish merupakan salah satu jenis ikan yang dicari
penggemar ikan hias. Ikan ini hidup pada daerah perairan tropis dangkal
dan bersimbiosis dengan anemon sebagai habitatnya. Ikan ini masuk dalam
kelompok pomacentridae dan beberapa genus yang sering ditemui ialah Amphiprion dan Premnas. Ikan
badut merupakan ikan omnivore, ikan ini memakan larva crustacea,
parasit pada anemon dan alga. Ikan ini dikenal agresif dalam menjaga
teritorinya.
Teknik budidaya ikan nemo/clownfish
1. persiapan wadah
Tempat
yang digunakan untuk induk ialah akuarium dengan ukuran sekitar 40 x 40
x 40 cm yang dilengkapi dengan instalasi air laut dan aerasi serta
saluran pembuangan. Pencahayaan terhadap akuarium juga harus baik.
2. Induk yang digunakan
Induk
yang digunakan disarankan induk yang telah diseleksi dari segi
kesehatan dan ketahanan. Induk bisa diambil dari alam atau dari proses
pembenihan.
3. Pemasangan Induk / Perjodohan
Pemasangan
induk atau perjodohan biasanya dilakukan dengan memilih betina yang
ukurannya lebih besar dari jantan. Lalu kedua induk dimasukan dalam satu
tempat yang memiliki sirkulasi air yang cukup dan kualitas air yang
tetap dijaga. Seabiknya dalam proses ini tetap diawasi, karena bisa jadi
pasangan induk tidak cocok dan akan melakukan "perkelahian" untuk
mendapatkan teritori.
4. Pemberian Pakan dan Pemijahan
Pakan
bisa diberikan sesering mungkin untuk mempercepat proses pemijahan.
Pakan yang diberikan juga harus berkualitas.Pemijahan umumnya terjadi
pada siang hari. Induk betina akan meletakan telurnya pada anemon, lalu
induk jantan akan membuahi. Induk jantan akan menjaga telur. Telur akan
menetas menjadi larva setelah sekitar seminggu.
5. Penanganan larva
Larva pada masa awal, sebaiknya diberikan pakan rotifera yang dicampur Nanochloropsis karena dapat mengandung zat esensial bagi pertumbuhan larva. Selain rotifera, bisa juga diberikan pakan larva udang, Artemia
saat larva ikan sudah mencapai umur sekitar seminggu. Pakan diberikan
sesuai dengan kepadatan larva ikan. Setelah berumur lebih dari 10 hari,
larva ikan sudah dapat dipindahkan ke wadah lain untuk pembesaran.
(gambar. larva ikan badut)
6. Pembesaran
Pembesaran disarankan dilakukan
pada wadah akuarium yang memiliki sirkulasi air yang baik. Pengontrolan
juga harus tetap dilakukan. Pengontrolan terhadap jumlah pakan,
kualitas air, kebersihan air dan akuarium, dan pengontrolan terhadap
penyakit. Ikan dapat dipindahkan ke wadah yang lebih luas sesuai dengan
ukurannya. Pemberian pakan berupa Artemia, udang renik, cacing renik atau pelet bisa dilakukan sekitar 3 kali sehari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar